Motor Learning ( Pembelajaran Gerak

MOTOR LEARNING ( PEMBELAJARAN GERAK )

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Jasmani

 

Disusun oleh :

  1. Fazri Yulianto
  2. Aprianti Derlis
  3. Siti Mariam Ulfah

 

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG

2016

 

 

 

 

 

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah hasil langsung dari praktik atau pengalaman. Belajar tidak dapat diukur secara langsung, karena proses yang mengantarkan pencapaian perubahan perilaku berlangsung secara internal atau dalam diri manusia dan tidak bisa diamati secara langsung, terkecuali ditafsirkan berdasarkan perilaku itu sendiri. Belajar dipandang sebagai proses yang menghasilkan perubahan relatif permanen dalam keterampilan.

Gerak merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari segala kegiatan yang berlangsung di kehidupan manusia. Melalui gerak kita dapat mengekspresikan segala bentuk emosi, pola pikir, karakter dan banyak hal lainnya, dengan kata lain segala bentuk gerak dapat merupakan ekpresi yang terlihat keluar, yang menggambarkan proses belajar yang tidak terlihat di dalam diri individu. Meskipun yang ditekankan dalampembelajaran gerak ialah penguasaan keterampilan, namun tidak berarti aspek lain, seperti peran fungsi kognitif diabaikan.

Gerak merupakan ciri kehidupan. Gerakan tubuh dalam hal ini gerak yang dihasilkan oleh kontraksi otot, memungkinkan manusia melakukan berbagai hal yang menunjang kehidupannya. Manusia Mempertahankan Keselamatannya dengan bergerakReflek menghindar, berlari, menunduk, memungkinkan orangmenjaga diri dari hal yang mempertahankan tubuhnya. Belajar gerak ini adalah menambah pengetahuan, pemahaman, atau penguasaan melalui pengalaman atau penyelidikan.

Pembelajaran gerak adalah serangkaian gerak yang dihubungkan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada perubahan-perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil. Aspek-aspek yang terkandung dalam pembelajaran gerak meliputi: Belajar merupakan pengaruh latihan atau pengalaman, Belajar tidak langsung teramati, Perubahan yang terjadi relatif melekat adalah penting untuk menyakini bahwa faktor latihanlah yang akan mempengaruhi penampilan secara menetap. Perubahan kemampuan itu akan menjadi ciri dari orang yang bersangkutan yang akan berguna ketika suatu waktu di butuhkan. Kemampuan baru itu akan terbawa kemanapun orang yang bersangkutan berpindah tempat.

Pembelajaran Gerak (Motor Learning) merupakan studi tentang keterlibatan dalam memperoleh dan menyempurnakan keterampilan gerak sangat terkait dengan latihan dan pengalaman individu bersangkutan. Belajar gerak khusus dipengaruhi oleh berbagai bentuk latihan, pengalaman, atau situasi belajar pada gerak manusia. Menurut Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra (2000:6) ada tiga tahapan dalam belajar gerak (motor learning) yaitu;

Tahapan verbal kognitif, maksudnya kognitif dan proses membuat keputusan lebih menonjol

Tahapan gerak memiliki makna sebagai pola gerak yang dikembangkan sebaik mungkin agar peserta didik atau atlet lebih terampil

Tahapan otomatisasi artinya memperhalus gerakan agar performa peserta didik atau atlet menjadi lebih padu dalam melakukan gerakannya.

Pembelajaran gerak bertujuan untuk melatih keterampilan gerak. Melatih keterampilan gerak memerlukan kemampuan guru dalam memilih dan menerapkan metode penyajian yang tepat. Setiap metode pada dasarnya memiliki keistimewaan sesuai dasar pemikiran yang melandasinya.

Pelatihan merupakan suatu proses yang sistematis,yang dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang ditambah sedikit demi sedikit pada hari-hari berikutnya. Dengan berlatih secara sistematis dalam pengulangan-pengulangan yang konstan, maka akan didapatkan hasil yang baik. Dalam olahraga pengulangan teknik dasar sangat diperlukan, sehingga gerakan gerakan yang diperlukan tetap stabil, (tidak berubah).

Pada dasarnya olahraga membutuhkan sentuhan jiwa yang halus, kesabaran, keuletan dan ketahanan mental. Selain itu, ada unsur-unsur yang mendasar dan mutlak dimiliki dalam olahraga: bentuk dan struktur tubuh, teknik dasar, mekanisme gerak, kondisi fisik dan kebugaran mental, karena unsur-unsur tersebut saling melengkapi satu sama lain untuk mencapai otomatisasi dalam keterampilan yang baik dibutuhkan pengetahuan tentang gerakan-gerakan yang kesemuanya itu dapat dikaji melalui motor learning.

  1. Rumusan Masalah
  2. Apa saja tahapan-tahapan dalam proses pembelajaran gerak ?
  3. Apa saja metode yang efektif digunakan dalam pembelajaran gerak ?
  4. Tujuan Penulisan
  5. Agar pembaca dapat mengetahui apa saja tahapan yang terdapat dalam pembelajaran gerak
  6. Agar pembaca mendapat gambaran mengenai pembelajaran gerak, dari metode-metode pembelajaran gerak yang telah dituliskan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PEMBAHASAN

Apabila kita mendiskusikan mengenai prinsip-prinsip latihan, maka pertama kali yang harus memperoleh pertimbangan adalah deskripsi umum dari tahapan latihan. Karena latihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan peserta didik dari tidak bisa (tingkat pemula) menjadi trampil (mahir). Kerangka kerja secara umum inilah yang menjadi dasar pertimbangan dalam mengorganisasi latihan.

Ada tiga hal yang dapat diidentifikasi dalam proses belajar, dan perlu mendapatkan

Pertimbangan adalah:

  1. Tahapan Verbal-Kognitif

Pada tahapan ini, tugasnya adalah memberikan pemahaman secara lengkap mengenai bentuk gerak baru kepada peserta didik. Sebagai pemula, mereka belum memahami mengenai apa, kapan, dan bagaimana gerak itu dilakukan. Oleh karena itu, kemampuan verbal-kognitif sangat mendominasi tahapan ini. Instruksi, demonstrasi, film clips, dan informasi verbal lainnya secara khusus memberikan manfaat dalam tahapan ini. Tujuan pembelajarannya adalah agar peserta didik dapat mentransfer informasi yang sudah dipelajari sebelumnya kepada bentuk keterampilan yang dihadapinya sekarang. Contoh, beberapa keterampilan mempunyai ketentuan yang sama, sehingga perolehan informasi sebelumnya dapatdigunakan untuk pengajaran yang baru. Juga, beberapa bentuk gerakan yang sudah dipelajari sebelumnya dapat disesuaikan dengan skill yang diinginkan (contoh, mendrible bola basket, berlari, meloncat, dan lay up shoot), dan menjadi bahan pijakan untuk pengajaran selanjutnya.

  1. TahapanMotorik

Peserta didik selanjutnya memasuki tahapan motorik. Banyak persoalan yang terkait dengan aspek kognitif telah dipecahkan, dan sekarang fokusnya adalah membentuk organisasi pola gerak yang lebih efektif dalam menghasilkan gerakan. Biasanya yang harus dikuasai peserta didik pertama kali dalam belajar motorik adalah control dan konsistensi sikap berdiri, rasa percaya diri. Contoh keterampilan yang memerlukan gerakan yang cepat seperti pukulan tenis. Peserta didik mulai membangun sebuah program motorik (motor program) untuk menyempurnakan gerakan itu. Banyak factor berubah secara mencolok selama tahapan motorik, dikaitkan dengan pola-pola gerak yang lebih efektif. Performance meningkat secara cepat. Bebagai ketidak konsistensian dari satu kali latihan kelatihan yang lain dilihatnya sebagai upaya peserta didik untuk mencari solusi baru mengenai gerakannya. Konsistensi secara berangsur-angsur meningkat dan gerakannya mulai stabil. Antisipasi meningkat cepat. Dengan meningkatnya efisiensi dalam bergerak berarti pula berkurangnya pemborosan tenaga dalam latihan, dan juga self-talk menjadi kurang penting untuk performa. Tahapan motorik secara umum agak lebih lama daripada tahapan verbal-kognitif, barangkali perlu waktu beberapa minggu atau bulan untuk menguasai keterampilan olahraga dan bahkan cenderung lebih lama apabila peserta didik tersebut mempunyai kesulitan.

  1. TahapanOtomatisasi

Setelah peserta didik banyak melakukan latihan, secara berangsur-angsur memasuki tahapan otomatisasi. Disini motor program sudah berkembang dengan baik dan dapat mengontrol gerak dalam waktu singkat. Peserta didik sudah menjadi lebih trampil dan setiap gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien. Bahkan untuk suatu keterampilan olahraga tertentu nampak dilakukan dengan gerakan yang rileks tapi mantap.

Namun didalam pembelajaran gerak juga membutuhkan metode-metode tertentu. Berikut berapa metode dalam pembelajaran gerak :

  1. Metode Global
  • Metode global atau keseluruhan atau whole method adalah suatu cara mengajar yang beranjak dari yang umum ke yang khusus. Dalam mengajarkan keterampilan gerak atau permainan, maka bentuk yang utuh atau keseluruhan diajarkan terlebih dahulu kemudian dipecah-pecahkan menjadi bagian-bagian.
  • Dalam pelaksanaannya metode global ini mengikuti urutan sebagai berikut:
  1. Preview

yaitu suatu tahap yang dimaksudkan untuk memperkenalkan keterampilan yang akan dipelajari. Tahap preview ini tentu bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik melalui uraian verbal, demonstrasi langsung, penayangan gambar atau foto, pemutaran videofilm, atau hanya lembaran-lembaran tugas; yang pada intinya adalah untuk memberikan gambaran utuh (keseluruhan) tentang materi yang akan dipelajari.

  1. Percobaan

dalam tahap ini semua murid mencoba untuk menguasai keterampilan yang dimaksud dengan cara melakukannya sendiri secara utuh seperti yang terlihat dalam gambar. Apabila keterampilan yang dipelajari tersebut adalah lompat jauh gaya lenting, maka semua murid mencoba melakukan lompat jauh dari mulai awalan hingga mendarat.

  1. Review

Setelah percobaan yang sekilas tadi dianggap cukup, maka dalam tahap ini guru mengundang murid untuk saling mengungkapkan masalah-masalah yang ditemukan selama percobaan. Atau, dalam kondisi kelas kita yang lebih bersifat satu arah (direct teaching), maka tahap ini sering digunakan guru untuk memberitahukan pada murid tentang kesalahan-kesalahan yang masih mereka buat. Tahap ini diakhiri hingga semua murid mempunyai gambaran yang jelas tentang kelemahan dan kelebihan mereka.

  1. Retrial

Dari pengenalan mereka tentang apa yang harus dilakukan pada percobaan mereka, maka dalam tahap ini murid mulai mencoba kembali, dengan tujuan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang masih dibuat Percobaan kembali ini tetap masih dalam konteks keseluruhan, yang kemudian bisa dilakukan semacam review kembali. Demikian seterusnya hingga keterampilan yang bersangkutan dirasa sudah dicapai dengan baik.

  1. Pemantapan

Setelah beberapa kali terlibat dalam proses review dan retrial, maka murid akan semakin memantapkan kemampuannya dengan melatihnya berulang-ulang. Pada tahap ini hendaknya guru sudah semakin spesifik dalam memberikan umpan balik informasi yang berguna buat memantapkan keterampilan anak.

  1. Metode Bagian

Metode bagian atau “part method’ adalah suatu cara mengajar yang beranjak dari suatu bagian ke keseluruhan, atau dari yang khusus ke yang umum. Pada prakteknya metode ini dianggap metode yang tradisional, karena merupakan metode yang paling tua, yang merupakan pengkristalan gagasan-gagasan mengajar dari teori behaviorisme.

Seperti dikatakan di atas, metode mengajar dengan cara ini dimulai dengan mengajarkan unit-unit terkecil dari suatu keterampilan, yang pada akhirnya digabungkan menjadi suatu keterampilan yang utuh. Dengan demikian tahapan pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

  1. Preview

Sama seperti dalam tahap pengajaran metode keseluruhan, tahap ini adalah untuk memberikan pengertian yang utuh tentang materi atau keterampilan yang akan dipelajari. Lebih khusus lagi, preview dalam metode ini adalah untuk memperlihatkan kepada murid bagaimana keterampilan yang dimaksud terdiri dari bagian-bagian yang digabungkan. Pelaksanaan tahap ini perlu untuk keperluan tahap berikutnya (namun dalam kelas-kelas kita tahap ini malah lebih sering dilewatkan)

  1. Analisis

Tahap ini dimaksudkan untuk mengenali bagian-bagian yang membangun suatu keterampilan, bagaimana sequencenya (urutan), dan apa fungsi dari masing-masing elemen tadi terhadap keutuhan keterampilan. Keperluan analisis ini sebenarnya akan bermanfaat juga untuk melatih anak dalam melihat bagaimana suatu keterampilanterbangun

  1. Melatih unit-unit

Setelah berhasil menganalisis suatu keterampilan yang hendak dipelajari, maka tahap berikutnya adalah melatih unit-unit tadi sesuai urutannya. Misalnya dalam lompat jauh tadi, maka yang pertama kali dilatih adalah awalannya. Setelah awalan dikuasai, maka kemampuan berikutnya yang dilatih adalah tolakan. Demikian terus, hingga semua unit tadi dikuasai

  1. Sintesis

Setelah semua unit yang membangun suatu keterampilan dapat dikuasai sebagai unit-unit kecil, maka di sinilah semua unit tadidicoba digabungkan sehingga mewujud sebagai keterampilan utuh. Untuk menggabungkan semua unit yang terpisah-pisah tadi tentunya tidak mudah dan tidak sebentar, karena tidak semua anak mempunyai kemampuan dasar yang sama. Oleh karena itu pelaksanaan tahap ini memerlukan waktu yang cukup, dengan pemberian umpan balik yang cukup pula.

Dalam metode campuran, Supandi (1987) membagi metode ini menjadi dua bagian, yang pertama yang dia sebut metode Global-Bagian atau Wholepart method dan metode progresif atau progressive method. Kita coba membahas-nya dibawah ini:

  1. Metode global-bagian
  • Metode global-bagian (whole-part method) adalah campuran dari kedua metode yang sudah dibahas di atas, dengan maksud mencoba menggabung-kan kelebihan-kelebihan dari keduanya. Secara garis besarnya, pelaksanaan metode campuran ini adalah sebagai berikut:
  1. Preview

Maksudnya sama seperti yang diuraikan dalam metode keseluruhan

  1. Percobaan

Juga sama seperti dalam pelaksanaan percobaan dalam metode keseluruhan, yaitu pelaksanaan praktek dalam bingkai keseluruhan.

  1. Review

Hingga tahap ini seluruh rangkaian yang ditempuh pada metode keseluruhan masih sama (exactly the same). Bedanya, dalam acara review untuk metode campuran, seorang guru akan menekankan masalah-masalah yang dihadapi murid sebagai suatu unit yang terpisah, agar bisa dilatih secara terpisah pula dalam tahap berikutnya. Pengkoreksian atau diskusi yang dilakukan dalam tahap ini lebih bersifat individual, sehingga setiap anak akan melihat kekurangannya masing-masing.

  1. Melatih bagian

Kesalahan-kesalahan yang masih terjadi atau ditemukan dari tahap percobaan, akan diminta untuk dilatih lagi oleh setiap siswa secara bagian. Maksudnya, jika anak yang bersangkutan lemahnya dalam awalan, maka yang akan dia tekankan adalah latihan awalan. Demikian juga sebaliknya, jika yang masih salah tersebut adalah cara mendarat, maka yang dilatih oleh anak adalah teknik pendaratan

  1. Sintesis

Latihan bagian yang dilaksanakan di atas, setelah dirasa cukup, akan segera disusul dengan latihan keseluruhan lagi. Maksudnya, jika setiap kesalahan atau kelemahan sudah bisa diperbaiki sebagai suatu unit, maka segera anak mencobanya dalam kontek keseluruhan.

  1. Pemantapan

Jika dirasa perlu, latihan keseluruhan yang baru dilakukan di atas bisa dikembalikan lagi ke latihan bagian. Ini boleh saja dilakukan mengingat penyelesaian metode ini tidak terbatasi oleh tahapan tertentu, tetapi tergantung kebutuhan. Yang bisa dilakukan dalam tahap pemantapan ini adalah berganti-ganti dari latihan bagian ke latihan keseluruhan, kemudian kembali ke latihan bagian lagi, dan seterusnya.

  1. Metode progresif

Metode progresif (progressive method) adalah cara mengajar di mana bahan latihan atau keterampilan dibagi dalam beberapa unit atau bagian. Hingga di sini kita akan tergoda untuk mengatakan bahwa caranya sama seperti pelaksanaan metode bagian.

Perlu ditekankan bahwa pemisahan suatu keterampilan menjadi bagianbagian kecil untuk pelaksanaan metode progresif berbeda sifatnya dari metode bagian. Yang harus dilakukan di sini adalah mencoba mencari atau menentukan inti (core) dari keterampilan yang bersangkutan. Inti itulah yang kemudian dijadikan bagian pertama yang harus dilakukan.

Sebagai contoh, untuk mengajarkan lompat jauh gaya lenting dengan metode progresif adalah dengan menentukan sikap melenting diudara sebagai intinya.

Dengan demikian, sikap melenting ini harus dilihat sebagai suatu bagian yang harus didekati dengan cara tertentu, yaitu dicari caranya yang paling mudah untuk melatihnya.

Jika suatu unit sudah ditentukan sebagai intinya, maka berikutnya adalah mempelajari bagian itu sebagai bagian pertama. Pada tahap berikutnya bagian pertama tadi digabungkan dengan bagian kedua. Bagian pertama dan bagian kedua tadi, berikutnya, digabungkan dengan bagian ketiga sebagai bagian yang baru. Dan jika pelajaran itu belum selesai, maka tahap selanjutnya adalah menggabungkan bagian pertama, bagian kedua dan bagian ketiga dengan

bagian keempat. Jadi pada setiap tahap, bagian yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya tidak ditinggalkan seperti halnya dalam metode bagian.

Cobalah lihat misalnya tahapan pelaksanaan mengajar lompat jauh yang sering dilakukan di FPOK.

  • Tahap pertama adalah meminta anak untuk melatih posisi melenting dengan cara melompat dari bangku yang disediakan dipinggir bak lompat dengan dua kaki.
  • Tahap kedua, kemudian meminta anak menolak dari bangku dengan satu kaki (kaki terkuat), sementara kaki yang satu berada di tanah di belakangnya, dan kemudian menolak ke udara dan melenting sertamendarat.
  • Tahap ketiga, meminta anak menolak dari dari bangku dan melenting
  • sebelum mendarat, tetapi diawali dengan 3 langkah lari.
  • Tahap keempat, semua tahap di atas dilakukan secara sama, tetapi diawali dengan awalan yang lebih panjang. Sedangkan tahap terakhir adalah pelaksanaan lompat jauh dengan awalan—baik jarak dan kecepatan—yang sebenarnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KESIMPULAN

 

Gerak merupakan ciri kehidupan . Manusia mempertahankan keselamatan nya dengan bergerak refleks menghindar , berlari , menunduk , memungkinkan untuk menjaga diri . Belajar gerak adalah menambah pengetahuan , pemahaman , atau penguasaan melalui pengalama atau penyelidikan . Pembelajaran gerak adalah serangkaian gerak yang dihubungkan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada perubahan . Pembelajaran gerak ( motor learning ) merupakan studi tentang keterlibatan dalam memperoleh dan menyempurnakan keterampilan gerak . Tujuan pembelajaran gerak adalah untuk melatih keterampilan gerak . Ada beberapa tahapan dalam proses pembelajaran gerak yaitu , Tahapan Verbal Kognitif (memberikan pemahaman) , Tahapan Motorik (membentuk organisasi pola gerak) , Tahapan Otomatisasi (Latihan secara berangsur-angsur) . Adapun metode yang ada dalam pembelajaran gerak yaitu , Metode Global (dari yang umum-> khusus) , Metode Bagian ( dari yang khusus->umum) , Metode Global-Bagian (Campuran , dengan menggabungkan kelebihan dari metode global dan bagian ) , Metode Progresif ( keterampilan dibagi dalam beberapa unit bagian )

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196308241989031-AGUS_MAHENDRA/Modul_Perkembangan_%2526_Belajar_Motorik_Agus_Mahendra/Modul_12-Persiapan_Pembelajaran.pdf&ved=0ahUKEwiO1OWy2uXPAhVMu48KHfg8CcsQFgguMAc&usg=AFQjCNEu3_qEqIdAKoWKExw8fuKBWZR8kg

 

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_%2526_REKREASI/PRODI._ILMU_KEOLAHRAGAAN/195911041986011-BADRUZAMAN/Tugas_Perkem_%2526_bljar_gerak.pdf&ved=0ahUKEwjixIH_2uXPAhWLso8KHV4jB8sQFgglMAQ&usg=AFQjCNE5edUeO2568-at6IfLJ-Ql87hViQ

Metode Pembelajaran Struktur Analitikal Sintesis (SAS)

Metode Sturuktur Analisis Sintesis (SAS) merupakan metode yang dikembangkan oleh PKMM (Pembaharuan Kurikulum Dan Metode Mengajar) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI yang diprogramkan pada tahun 1974. Metode ini terutama dikembangkan dalam pengajaran membaca dan menulis di Sekolah Dasar meskipun di kembangkan pula di tingkat sesudahnya dan dalam mata pembelajaran lainya.

 

Dalam proses operasionalnya, metode SAS mempunyai langkah-langkah dengan urutan sebagai berikut : (a) strukutur, menampilkan keseluruhan, (b) analisis, melakukan proses penguraian, (c) sintesis, melakukan penggabungan kembali pada struktur semula

 

Linda Puspita, dkk (2000: 24) menyatakan bahwa, metode SAS merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan untuk proses pembelajaran membaca bagi siswa pemula. Pembelajaran membaca dengan metode ini mengawali pembelajarannya dengan dua tahap, yakni menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh. Mula-mula anak disuguhi sebuah struktur yang memberi makna lengkap, yakni struktur kalimat. Hal ini dimaksudkan untuk membanguan konsep-konsep “kebermaknaan” pada diri anak. Akan lebih baik jika struktur kalimat yang disajikan sebagai bahan pembelajaran membaca dengan metode ini adalah struktur kalimat yang digali dari pengalaman berbahasa si pembelajar itu sendiri. Untuk itu, sebelum kegiatan belajar-mengajar (KBM) membaca yang sesungguhnya dimulai, guru dapat melakukan pra-KBM melalui berbagai cara. Sebagai contoh, guru dapat memanfaatkan gambar, benda nyata, tanya jawab in-formal untuk menggali bahasa siswa. Setelah ditemukan suatu struktur kalimat yang dianggap cocok untuk materi membaca dimulai dengan pengenalan struktur kalimat.

 

Kemudian, melalui proses analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep kata. Kalimat utuh dijadikan tonggak dasar untuk pembelajaran membaca permulaan ini diuraikan ke dalam satuan-satuan bahasa yang lebih kecil yang disebut kata. Proses penganalisisan atau penguraian ini terus berlanjut hingga sampai pada wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi, yakni huruf-huruf. Dengan demikian, proses penguraian/pengalisisan dalam pembelajaran membaca dengan metode SAS, meliputi : (1). kalimat menjadi kata-kata, (2), kata menjadi suku-suku kata, dan (3) suku kata menjadi huruf-huruf. 

 

Metode SAS bersumber dari ilmu jiwa Gestalt, suatu aliaran dalam ilmu jiwa totalitas yang timbul sebagai reaksi atas ilmu jiwa unsur. Psikologi Gestalt menganggap segala penginderaan dan kesadaran sebagai suatu keseluruhan. Artinya, keseluruhan lebih tinggi nilaianya dari pada jumlah bagian masing-masing. Jadi, pengamatan pertama atau penglihatan orang-orang atas sesuatu bersifat menyeluruh atau global. 

 

  1. A. Landasan metode SAS

Subana, (Tanpa tahun: 178-180) Pengembangan metode SAS dilandasi oleh filsafat strukturalisme, psikologi gestalt, landasan pedagogik, dan landasan kebahasaan. 

(a)  Landasan filsafat strukturalisme

Filsafat strukruralisme merupakan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia merupakan suatau struktur yang terdiri atas berbagai komponen yang terorganisasikan secara teratur. Setiap komponen terdiri atas bagian yang lebih kecil, yang satu dengan yang lainnya saling bekaitan. Karena merupakan suatu sistem yang berstruktur, bahasa sesuai dengan pandangan dan prinsip strukturalisme. 

 

(b)  Landasan psikologi Gastalt

Psikologi Gestalt merumuskan bahwa menulis mengenal sesuatu di luar dirinya melalui bentuk keseluruhan ( totalitas ). Penganggapan manusia terhadap sesuatu yang berada di luar dirinya mula-mula secara global, kemudian mengenali bagian-bagiannya. Makin sering seseorang mengamati suatu bentuk, makin tampak pula dengan jelas bagian-bagiannya. Penyadaran manusia atas bagian-bagian dari totalitas bentuk itu merupakan proses analisis sintesis. Jadi, proses analisis sintesis dalam diri manusia adalah proses yang wajar karena manusia memiliki sifat melik ( ingin tahu ). 

 

(c)   Landasan pedagogis

  1. Mendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya serta pengalamnnya. Dalam membelajarkan siswa, guru harus mampu membimbing siswa untuk mengembangkan kedua potensi itu, khususnya dalam aspek bahasa dan kebahasaaan.
  2. Membimbing siswa untuk menemukan jawaban dalam memecahkan masalah. Hal ini sejalan dengan prinsip metode SAS yang mengemukakan bahwa mendidik pada dasarnya mengorganisasikan potensi dan pengalaman siswa. 

 

(d)  Landasan linguistik

Secara totalitas, bahasa adalah tuturan dan bukan tulisan. Fungsi bahasa adalah alat komunikasi maka selayaknya bila bahasa ini membentuk percakapan.

Bahasa Indonesia mempunyai struktur tersendiri. Unsur bahasa dalam metode ini adalah kalimat. Karena sebagaian besar penutur bahasa adalah penutur dua bahasa, yaitu bahasa ibu dan bahasa Indonesia, penggunaan metode SAS dalam membaca dan menulis permulaan sangat tepat digunakan. Pembelajaran yang di anjurkan adalah analisis secara normative, artinya siswa diajak untuk membedakan penggunaan bahasa yang salah dengan yang benar, serta membedakan bahasa baku dan bahasa yang tidak baku. 

 

  1. Kebaikan atau keunggulan metode SAS

 Beberapa manfaat yang dianggap sebagai kebaikan dari metode ini, diantaranya sebagai berikut : (1) metode ini sejalan dengan prinsip linguistik (ilmu bahasa) yang memandang satuan bahasa terkecil yang bermakna untuk berkomunikasi adalah kalimat. Kalimat dibentuk oleh satuan-satuan bahasa di bawahnya, yakni kata, suku kata, kata, dan akhirnya fonem (huruf-huruf),(2) menyajikan bahan pelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan pengalaman bahasa siswa yang selaras dengan situasi lingkungannya, (3) metode ini sesuai dengan prinsip inkuiri. Murid mengenal dan memahami sesuatu berdasarkan hasil temuannya sendiri. Dengan begini, murid akan merasa lebih percaya diri atas kemampuannya sendiri, sikap seperti ini akan membantu murid dalam mencapai keberhasilan belajar, (Linda Puspita, dkk, (2000: 2.24). 

 

  1. Pemilihan bahan dan urutan pembelajaran

Sesuai dengan kandungan kurikulum pendidikan dasar bahwa proses pembelajaran dilaksanakan secara tematis dan kontekstual, kemudian bahan pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode SAS ini disandarkan pada konteks kehidupan sehari-hari. Hal ini dilakukan dengan memilih tema yang sesuai selain itu, perlu juga dipertimbangkan urutan perkembangan siswa dalam mempelajari bahasa, yaitu dengan menyajikan urutan menyimak atau mendengarkan, memahami, menirukan, dan menggunakan bahasa sesuai dengan lingkungannya.

Pemilihan bahan ajar tersebut harus memenuhi kaidah-kaidah :

  1. Taraf perkembangan jiwa siswa
  2. Fungsinya sebagai alat komunikasi
  3. Minat siswa agar terangsang untuk menggunakan bahasa

 

Urutan pembelajaran, baik secara lisan maupun secara tulisan, disandarkan pada aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. 

 

  1. Prinsip pembelajaran dengan metode SAS

Linda Puspita, dkk (2000: 2.24) menyatakan bahwa, ada beberapa prinsip-prinsip dalam pembelajaran menggunakan metode SAS. Prinsip tersebut adalah : (1) kalimat adalah unsur bahasa terkecil sehingga pengajaran dengan menggunakan metode ini harus dimulai dengan menampilkan kalimat secara utuh dan lengkap berupa pola-pola kalimat dasar; (2) struktur kalimat yang ditampilkan harus menimbulkan konsep yang jelas dalam pikiran/pemikiran murid. Hal ini dapat dilakukan dengan menampilkannya secara berulang-ulang sehingga merangsang murid untuk mengetahui bagian-bagiannya; (3) adakan analisis terhadap struktur kalimat tersebut untuk unsur-unsur struktur kalimat yang ditampilkan; (4) unsur-unsur yang ditemukan tersebut kemudian dikembalikan pada bentuk semula (sintesis). Pada taraf ini, murid harus mampu menemukan fungsi setiap unsur serta hubungannya satu dan lain sehingga kembali terbentuk unsur semula; (5) struktur yang dipelajari hendaknya merupakan pengalaman bahasa murid  

  1. Penerapan Metode SAS Dalam Meningkatkan Kemapuan Membaca Permulaan

Pengajaran membaca di SD merupakan dasar untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi, seandainya dasar tersebut kurang kuat niscaya pengaruhnya cukup besar dan sangat terasa bagi siswa dan juga pada gurunya. Pengajaran membaca bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan dasar yang dapat digunakan sebagai dasar untuk membaca. Pengajar diarahkan untuk memperkuat kemampuan berbahasa lisan siswa.

Momo dalam Zuchdi (1997: 55) mengatakan bahwa pelaksanaan metode SAS dalam membaca permulaan di bagi menjadi dua yaitu membaca permulaan tanpa buku dan membaca permulaan dengan menggunakan buku. 

  1. Membaca tanpa buku

Dalam membaca permulaan tanpa buku dibedakan atas tujuh langkah pengajaran sebagai berikut : 

  1. Merekam bahasa anak

Dalam kegiatan ini guru menanyakan keadaan tentang sekitar keluarga misalnya siapa nama bapak, ibu, kakak, adik, dimana bapak bekerja, alamatnya, dan sebagainya. Kegiatan ini bertujuan untuk memunculkan kalimat yang akan dijadikan dasar bahan membaca. Bahan yang digunakan siswa dalam percakapan mereka direkam sebagai bahan bacaan karena bahasa yang digunakan sebagai bahan bacaan adalah bahasa siswa sendiri, maka siswa tidak akan mengalami kesulitan.

  1. Menampilkan gambar sambil bercerita

Guru menyiapkan gambar-gambar yang sesuai dengan bahan sambil bercerita kemudian gambar itu ditempelkan ke papan tulis. Melalui gambar tersebut guru dapat mengajukan sejumlah pertanyaan pada anak. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memunculkan kalimat pada anak.

  1. Membaca gambar

Guru menunjukkan sebuah gambar, kemudian siswa disuruh mengucapkan apa yang dilihat pada gambar tersebut dengan kalimatnya sendiri dengan hal ini siswa belajar membaca gambar.

  1. Membaca gambar dengan kartu kalimat

Setelah murid dapat membaca dengan beberapa gambar yang diperlihatkan oleh guru dengan kalimat yang benar, guru dapat meletakkan kartu kalimat di bawah gambar tersebut. Guru membaca kartu kalimat dan siswa mengulanginya.

  1. Proses struktural

Setelah siswa mulai dapat membaca tulisan, dibawah gambar sedikit demi sedikit gambar dikurangi sehingga pada akhirnya mereka dapat membaca tanpa di bantu gambar. Dalam kegiatan ini digunakan kartu kalimat. Dengan dihilangkannya gambar, maka yang di baca adalah kalimat.

Misalnya:   Ini bola

Ini bola Adi

Ini bola Ali

Ini bola Tuti 

 

  1. Proses Analitik

Jika proses belajar berjalan dengan baik, maka siswa akan mendengar dan melihat adanya kelompok-kelompok yang diucapkan atau dibacanya. Proses analitik dimulai dengan menguraikan kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, dan suku kata menjadi huruf. Melalui kegiatan ini siswa diharapkan mampu mengenal huruf-huruf dalam kalimat itu.

Misalnya : 

Ini bola

Ini         bola

I ni               bo la

I     n     i     b   o   l   a 

 

  1. Proses sintetik

Setelah mengenal huruf, huruf dalam kalimat diuraikan, huruf-huruf itu dirangkaikan lagi menjadi suku kata dan suku kata menjadi kalimat seperti semula.

Misalnya :

I     n     i     b   o   l   a

I ni               bo la

Ini         bola

Ini bola 

 

Secara utuh, proses SAS tersebut sebagai berkut :

Ini bola

Ini         bola

I ni               bo la

I     n     i     b   o   l   a

I ni              bo la

Ini         bola

Ini bola 

 

  1. Membaca dengan buku

Dalam membaca dengan menggunakan buku siswa akan memulai membaca tulisan yang bahannya diambil dari bahan yang telah dipelajari pada waktu murid menguraikan huruf-huruf pada saat membaca tanpa buku. Buku yang digunakan adalah buku paket dan buku pelengkap. Pengajaran berulang dengan kegiatan sebagai berikut : 

  1. Memberikan contoh cara membaca pola kalimat yang tersedia dengan lafal dan intonasi yang baik dan benar. 
  2. Membaca dengan nyaring bacaan secara bersama-sama 
  3. Memabaca setiap baris kalimat secara bergantian. Dengan melakukan cara ini guru dapat mengetahui kemampuan membaca siswanya. 
  4. Membaca dengan menggunakan lafal dan intonasi yang tepat. Bila dinilai, anak belum mampu mengenal huruf pergunakan kembali kartu-kartu kalimat, kata dan huruf yang pernah dipakai dalam kegiatan membaca tanpa buku.

 

Kegiatan membaca dengan menggunakan buku bertujuan untuk melancarkan dan mematapkan siswa dalam membaca. Jadi buku pertama berfungsi sebagai pelancar, selain itu juga untuk membiasakan siswa membaca tulisan berkuran kecil, sebab dalam membaca tanpa buku, mereka berlatih membaca dengan huruf berukuran besar. 

Meretas Harapan Perlindungan Guru Republik Indonesia

Melihat realita pendidikan Indonesia dewasa ini, sudah mengalami banyak perubahan dari segi materi pembelajaran yang berimplikasi pada kehidupan masyarakat. Penguatan terhadap hak asasi manusia (HAM) ibarat pohon yang tumbuh besar, kuat, indah dan meneduhkan. Namun, pohon yang besar itu terdapat parasit yang selalu menjadi penghambat. Parasit-parasit itulah yang saat ini menjadi hambatan bagi pendidikan Indonesia. HAM yang terlalu jauh dari khithah, membuat tindakan-tindakan guru yang bertujuan untuk pembelajaran menjadi disalahartikan. Konsep demokrasi yang menuruti negara-negara barat, dimana tidak ada pembeda antara yang tua dan yang muda, yang berilmu dan yang menuntut ilmu membuat penghormatan guru semakin rendah. Beberapa tindakan guru yang berujung pada jeruji penjara menjadi perhatian media, simpatipun berdatangan dari seluruh pelosok negeri dan menucuatkan isu bahwa Guru harus mendapat perlindungan dari pemerintah. Apakah selama ini tidak ada perlindungan terhadap guru? Atau kalaupun ada peraturan tersebut bersifat semantik (hanya sebagai penghias). Baik.. saatnya kita sama-sama mendiskusikan hal ini, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu Guru? Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat (1) dinyatakan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Peraturan tersebut merupakan hal yang mengikat dan memaksa untuk dilaksanakan oleh setiap Guru di Republik ini, namun dalam melaksanakan tugasnya seorang Guru mempunyai strategi yang berbeda untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Seorang guru yang ingin mengajarkan sikap disiplin pada siswa mempunyai strategi yang berbeda, seorang guru biasa menyuruh murid keluar kelas bila tidak mengerjakan tugas, guru yang lain dengan cara menyuruh murid berdiri didepan kelas. Dalam hal ini sudah barang tentu, tidak ada kesesuaian dari cara guru untuk mendisiplinkan siswa. Indonesia adalah negara hukum maka setiap perbuatan yang dilakukan oleh subjek hukum (orang atau badan) harus sesuai dengan hukum positif (hukum yang berlaku diwaktu tertentu dan tempat tertentu). Saat ini Indonesia mempunyai perlindungan terhadap guru yang dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 7 ayat (1) huruf h mengamanatkan bahwa guru harus memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Undang-Undang tersebut merupakan dasar hukum yang jelas, bahwa Guru memiliki jaminan hukum, meliputi perlindungan yang efektif terhadap tindak kekerasan, kerugian fisik, ancaman dan intimidasi, baik yang dilakukan oleh pejabat publik maupun perseorangan, kelompok ataupun lembaga, perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Tujuannya agar guru tenang dalam melaksanakan tugas dan mampu bekerja dengan baik. Selanjutnya pada pasal 39 secara rinci dinyatakan: (1) Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan wajib memberikan perlindungan terhadap guru dalam pelaksanaan tugas. (2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perlindungan hukum, perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. (3) Perlindungan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup perlindungan hukum terhadap tindak kekerasan, ancaman, perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi, atau pihak lain. (4) Perlindungan profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup perlindungan terhadap pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan dalam menyampaikan pandangan, pelecehan terhadap profesi, dan pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan tugas. (5) Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup perlindungan terhadap risiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan/atau risiko lain. Merujuk kepada hal tersebut di atas, perlindungan bagi guru merupakan suatu hal yang perlu diperjuangkan dan dilakukan secara konsekuen. Namun, terdapat banyak guru yang bekerja dalam ketidakpastian baik yang berkaitan dengan status kepegawaiannya, kesejahteraannya, pengembangan profesinya, atau pun advokasi hukum ketika terkena masalah hukum. Melihat kondisi sekarang ini, sebaiknya organisasi profesi guru dalam kepengurusan nampaknya perlu melengkapi kepengurusannya dengan personel yang tugasnya melakukan advokasi hukum. Hal ini mempunyai segi positif, dimana ketika ada salah satu anggotanya yang mempunyai masalah hukum, ia akan bisa meminta bantuan kepada organisasinya. Menurut Philipus M. Hadjon definisi dari perlindungan hukum yaitu perlindungan akan harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh subjek hukum berdasarkan ketentuan hukum dari kesewenangan atau sebagai kumpulan peraturan atau kaedah yang akan dapat melindungi satu hal dari hal lainnya. Pentingnya perlindungan hukum bagi guru juga perlu disertai dengan adanya sosialisasi pendidikan hukum bagi guru. Pemerintah, organisasi profesi, atau juga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli pendidikan merupakan lembaga yang tepat untuk mensosialisasikannya. Tujuannya supaya guru mengetahui, memahami, sekaligus mampu melaksanakan hak dan kewajibannya. Kesadaran hukum bagi guru merupakan suatu hal yang mutlak perlu disiapkan, hal tersebut akan berdampak baik untuk Guru bila ada peraturan disekolah maupun pemerintah yang merugikan guru. Sama halnya dengan ajaran islam, iqro (baca) merupakan awal dari kesadaran hukum. Guru diharapkan membaca tentang peraturan perundang-undangan tentang pendidikan khususnya tentang guru seperti UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), PP nomor 74 tahun 2008 tentang Guru, dan sebagainya. hal itu dikarenakan agar guru mengetahui hak dan kewajiban sesuai dengan profesinya. UU Guru dan Dosen seperti yang telah dituliskan, sudah sangat jelas mengatur perlindungan bagi guru, dan pelaksanaannya tergantung kepada political will dari pemerintah.

Rampak Beduk

Pengertian Rampak Bedug

Kata “bedug” sudah tidak asing lagi bagi telinga bangsa Indonesia. Bedug terdapat di hampir setiap masjid, sebagai alat atau media informasi datangnya waktu­ shalat wajib 5 waktu. Demikian juga dengan seni bedug semacam ngabedug atau ngadulag sudah akrab di telinga bangsa kita, khususnya lagi bagi telinga kaum muslimin.Tapi “rampak bedug” akan terasa asing, bahkan di telinga masyarakat Muslim sekalipun.Karena rampak bedug hanya terdapat di daerah Banten sebagai ciri khas seni-budayaBanten. Kata “rampak” mengandung arti “serempak” juga banyak. Jadi “rampak bedug”adalah seni bedug dengan menggunakan waditra berupa “banyak” bedug dan ditabuhsecara “serempak” sehingga menghasilkan irama khas yang enak didengar.

“Rampak Bedug” dapat dikatakan sebagai pengembangan dari seni bedug atau ngadulag. Bila ngabedug dapat dimainkan oleh siapa saja, maka “Rampak Bedug” hanya bisa dimainkan oleh para pemain profesional. Rampak bedug bukan hanya dimainkan di bulan Ramadhan, tapi dimainkan juga secara profesional pada acara-acara hajatan (hitanan, pernikahan) dan hari-hari peringatan kedaerahan bahkan nasional. Rampak bedug merupakan pengiring Takbiran, Ruatan, Marhabaan, Shalawatan (Shalawat Badar), dan lagu-lagu bernuansa religi lainnya.

  1. Maksud dan Fungsi Rampak Bedug

Rampak bedug pertama kali dimaksudkan untuk menyambut bulan suci Ramadhan, persis seperti seni ngabedug, persis seperti seni ngabedug atau ngadulag. Tapi karena merupakan suatu kreasi seni yang genial dan mengundang perhatian penonton, maka seni rampak bedug ini berubah menjadi suati seni yang layak jual, sama dengan seni-seni musik komersial lainnya. Walau para pencetus dan pemainnya lebih didasari oleh motivasi religi, tapi masyarakat seniman dan pencipta seni memandang seni rampakbedug sebagai sebuah karya seni yang patut dihargai.

Rampak bedug selain berfungsi religi, yakni menyemarakan bulan suci Ramadhan dengan alat-alat yang memang dirancang para ulama pewaris Nabi , juga memiliki fungsi rekreasi/hiburan. Tentu saja berbeda dengan ngabedug, rampak bedug memiliki fungsi ekonomis, yakni suatu karya seni yang layak jual. Masyarakat pengguna sudah biasa mengundang seniman rampak bedug untuk memeriahkan acara-acara mereka. Dalam fungsi religi selain menyemarakan Tarawihan adalah sebagai pengiring Takbiran dan Marhabaan.

  1. Sejarah dan Perkembangan Rampak Bedug

Tahun 1950-an merupakan awal mula diadakannya pentas rampak bedug. Pada waktu itu, di Kecamatan Pandeglang pada khususnya, sudah biasa diadakan pertandingan antar kampung. Sampai tahun 1960 rampak bedug masih merupakan hiburan rakyat, persis ngabedug. Kapan rampak bedug diciptakan, mungkin jauh sebelum tahun 1950-an. Siapa pencipta awal rampak bedug ? Ini pun sepertinya tidak dicatat. Bahkan mungkin saja sang creator tidak menyebut-nyebut dirinya. Hanya saja disebut-sebut, bahkan tepatnya di Kecamatan Pandeglang. Kemudian seni ini menyebar ke daerah-daerah sekitarnya, malah hingga ke Kabupaten Serang.

Seni rampak bedug mulai ramai dipertandingkan pada tahun 1955-1960. Kemudian antara tahun 1960-1970 Haji Ilen menciptakan suatu tarian kreatif dalam seni rampak bedug. Rampak bedug yang berkembang saat ini dapat dikatakan sebagai hasil kreasi Haji Ilen dan sampai sekarang Haji Ilen masih ada. Rampak bedug kemudian dikembangkan oleh berempat yaitu : haji Ilen, Burhata (almarhum), juju, dan Rahmat. Hingga akhir tahun 2002 ini sudah banyak kelompok-kelompok pemain rampak bedug.

  1. Daerah Penyebaran Rampak Bedug

Rampak bedug Haji Ilen berdiri di Kelurahan Juhut Kecamatan Pandeglang. Kemudian menyebar ke kampung-kampung di sekitar kelurahan Juhut dan kelurahan­kelurahan serta kecamatan-kecamatan sekitar. Malah menyebar juga di kecamatan­kecamatan Serang, Pamaraian, dan Walantaka Kabupaten Serang. Seni rampak bedug yang terdaftar ada 4 group, 3 group di Pandeglang dan 1 group di Serang. Adapun daerah penyebaran seni rampak bedug di Provinsi Banten yaitu sebagai berikut:

Group seni rampak bedug Kitapa yang dipimpin oleh TB. Ruchayat Zaen dengan jumlah anggota 45 orang terdapat di Kabupaten/Kecamatan Serang, Lopang, dan Gede. Seni rampak bedug Putra Medal yang dipimpin oleh Diding Sujai denganberanggotakan 16 orang tersebar di Kabupaten/Kecamatan Pandeglang, 3. Seni Rampak Bedug group Layung Sari yang dipimpin oleh Utom Bustomi yang beranggotakan 35 orang tersebar di Kabupaten/Kecamatan Pandeglang, dan 4. Rampak Bedug Paguyuban Sentra Pulosari yang dipimpin oleh Hardi dengan anggota sebanyak 26 orang terdapat di Kabupaten/Kecamatan Pandeglang dan Kadu Hejo.

  1. Silsilah dan Tokoh Rampak Bedug

Sebagaimana telah disebutkan bahwa seni rampak bedug telah ramaidipertandingkan di Pandeglang pada tahun 1955-1960. Kemudian antara tahun 1960­1970 Haji Ilen menciptakan suatu tarian kratif dalam seni rampak bedug. Rampak bedug yang berkembang saat ini dapat dikatakan sebagai hasil kreasi Haji Ilen. Rampak bedugkemudian dikembangkan oleh berempat yaitu Haji Ilen, Burhata (almarhum), Juju, danRahmat. Hingga akhir tahun 2002 ini sudah banyak kelompok-kelompok pemain rampakbedug. Dengan demikian Haji Ilen beserta ketiga bersahabat itulah yang dapat dikatakansebagai tokoh seni Rampak bedug. Dari mereka berempat itulah seni rampak bedugmenyebar.

  1. Pemain rampak Bedug dan Fungsinya

Di masa lalu pemain rampak bedug terdiri dari semuanya laki-laki. Tapi sekarang sama halnya dengan banyak seni lainnya terdiri dari laki-laki dan perempuan. Mungkin demikian karena seni rampak bedug mempertunjukkan tarian-tarian yang terlihat indah jika ditampilkan oleh perempuan (selain tentunya laki-laki). Jumlah pemain sekitar 10 orang, laki-laki 5 orang dan perempuan 5 orang. Adapun fungsi masing-masing pemain sebagai berikut:

  • Pemain laki-laki sebagai penabuh bedug dan sekaligus kendang
  • Pemain perempuan sebagai penabuh bedug
  • Baik pemain laki-laki maupun perempuan sekaligus juga sebagai penari.
  1. Waditra Rampak Bedug dan Fungsinya

Waditra rampak bedug terdiri dari :

  1. Bedug besar, berfungsi sebagai Bass yang memberikan rasa puas ketika mengakhiri suatu bait sya’ir dari lagu.
  2. Ting tir, terbuat dari batang pohon kelapa, berfungsi sebagai penyelaras irama
    lagu bernuansa spiritualis (takbiran, shalawatan, marhabaan, dan lain-lain).
    Anting Caram dan Anting Karam terbuat dari pohon jambe dan dililiti kulit
    kendang berfungsi sebagai pengiring lagu dan tari.
  1. Busana yang Dipakai Pemain Rampak Bedug

Busana yang dipakai oleh pemain rampak bedug adalah pakaian Muslim dan Muslimah yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan unsur kedaerahan. Pemain laki-laki misalnya mengenakan pakaian model pesilat lengkap dengan sorban khas Banten, tapi warna-warninya menggambarkan kemoderenan: hijau, ungu, merah, dan lain-lain (bukan hitam atau putih saja). Adapun pemain perempuan mengenakan pakaian khas tari-tari tradisional, tapi bercorak kemoderenan dan relatf religius. Misalnya menggunakan rok panjang bawah lutut dari bahan batik dengan warna dasar kuning dan di dalamnya mengenakan celana panjang warna merah jenis celana panjang pesilat. Di Luarnya mengenakan kain merah tanpa dijahit yang bisa dililitkan dan digunakakan untuk semacam tarian selendang. Banyunya tangan panjang yang dikeluarkan dan diikat dengan memakai ikat pinggang besar. Adapun rambutnya mengenakan sejenis sanggul bungan yang terbuat dari rajutan benang semacam penutup kepala bagian belakang.

  1. Urutan Pertunjukan Rampak Bedug

Pada awalnya seni rampak bedug dipentaskan untuk mengiringi Takbiran di hari Lebaran. Kemudian berkembang juga untuk acara ruatan dan Marhabaan. Sekarang malah berkembang lagi sebagai seni profesional untuk mengisi hiburan dalam acara hajatan pernikahan, khitanan, dan peringatan hari-hari nasional maupun kedaerahan. Lagu-lagu yang diiringinya pun berkembang, diantaranya Shalawat Badar dan lagu-lagu bernuansa religi lainnya.

kesan yang dirasakan

Setelah menyaksikan tari rampak bedung lewat you tube yang pertama saya merasa bangga terhadap tari tradisional yang berasal dari daerah saya sendiri yakni Banten. Ternyata daerah kelahiran saya ini mempunyai tarian yang tidak kalah menarik dengan tari-tari tradisional dari daerah-daerah lain di Indonesia. Tariannya sangat menghibur dan cukup mengesankan.

MAKALAH FILSAFAT NEO-POSITIVISME

MAKALAH FILSAFAT

NEO-POSITIVISME

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Disusunoleh:

  1. AatAtiyaturrohmah
  2. FazriYulianto
  3. HanifahDwiAnggrayni

Kelas         : PGSD 3C

Kelompok : 10

 

 

 

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang lagi maha pengasih lagi maha penyayang ,kami panjatkan Puji syukur atas kehadirat-Nya,yang telah melimpahkan rahmat hidayah, dan inayahnya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah FILSAFAT dan pembahasannya,dapat terselesaikan pada waktunya. Bahasan kali ini mengupas mengenai “NEO-POSITIVISME”.

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak,sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Tentunya kami memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan, untuk itu kami sangat terbuka terhadap berbagai kritikan sebagai bentuk penyempurna makalah ini. Semoga kedepan makalah ini dapat bermanfaat sebagai bahan ajar mata kuliah Pendidikan Inklusi jurusan PGSD.

 

 

 

Serang, 04 November 2015

 

 

Penyusun

 

 

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………….…..……. i

            DAFTAR ISI ………………………………………………………………..……… ii

BAB I     PENDAHULUAN

  • Latar Belakang Masalah …………………………………………..…….… 1
  • Rumusan Masalah ……………………………………………….…..…… 1
  • Tujuan Penulisan ………………….…………………….………….…….. 2
  • Manfaat penulisan ………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN

2.1      Pengertian Neo-positivisme……………………………………………………5

2.2

 

BAB IV PENUTUP                                                                                 

4.1         Kesimpulan …………………………………………………………….. 15

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………iii

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang

 

Filsafat secara etimologi berasal dari bahasa Yunani philosophia.Philos artinya suka, cinta atau kecenderungan pada sesuatu, sedangkan Sophia artinya kesederhanaan.Dengan demikian secara sederhana filsafat dapat diartikan cinta atau kecenderungan pada kebijaksanaan.

Plato memiliki berbagai gagasan tentang filsafat. Antara lain Plato pernah mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang asli dan murni. Selain itu ia juga mengatakan bahwa filsafat adalah penyelidikan tentang sebab-sebab dan asas-asas yang paling akhir dari segala yang ada.

Falsafah itu adalah ciptaan dari manusia, sebagai satu kesatuan tetap dalam falsafah ini.Maka tenaga dan pikiran yang ada pada manusia itulah yang mengambil inisiatip dan mempunyai peranan utama. Tetapi dalam hal ini bukanlah semata-mata fikiran itu saja yang bertindak, sebab yang bertindak itu tetap manusia itu sebagai satu kesatuan, yang berfalsafah itu adalah manusia bukan fikiran, dan dengan falsafah manusia akan berusaha mencapai tujuan yang telah ditentukannya. Maka dengan demikian falsafah itu adalah khayalan, mainan fikiran saja dan akan tidak mungkin membuahkan hasil yang nyata bagi manusia itu.

Falsafah itu tidak hanya sebagai semboyan saja tanpa penyelidikan/pembahasan yang sungguh-sungguh, filsafat menggunakan rasio sebagai alat untuk tujuan kebahagiaan manusia dan bukanlah manusia yang diperalat oleh rasio.Sebagaimana dikatakan bahwa filsafat dalam usahanya mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pokok yang diajukan harus memperhatikan hasil-hasil ilmu pengetahuan.Ilmu pengetahuan dalam usahanya menemukan rahasia alam kodrat tersebut. Filsafat mempersoalkan istilah-istilah terpokok dari ilmu pengetahuan dengan suatu cara yang berada di luar tujuan dan metoda ilmu pengetahuan.Bahkan filsafat dalam menyelidiki sesuatu tanpa batas sampai ke akar-akarnya.Dalam dunia filsafat timbul berbagai aliran, seiring zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan dan pengalaman, salah satunya apa yang dikenal dengan filsafat Neo-Positivisme.

 

  • Rumusan Masalah
  1. Apa yang dimaksud dengan Neo-positivisme?
  2. Bagaimana fase perkembangan alam pikiran manusia?
  3. Apa maksud dari Teori Aliran Neo-Positivisme dalam Kajian Pendidikan?
  4. Bagaimana Perkembangan Aliran Neo-Positivisme?
  5. Apa saja ciri-ciri Aliran Neo-Positivisme?

 

 

 

  • Tujuan
  1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Neo-positivisme.
  2. Untuk mengetahui fase perkembangan alam pikiran manusia.
  3. Untuk mengetahui teori aliran neo-positivisme dalam kajian pendidikan.
  4. Untuk mengetahui perkembangan aliran neo-positivisme.
  5. Untuk mengetahui ciri-ciri aliran neo-positivisme.

 

  • Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini yakni untuk memberikan informasi dan pemahaman konseptual mengenai Neo-positivisme.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. Pengertian Neo-positivisme

Neo-positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menekankan pada suatu hal yang dapat dibuktikan kebenarannya, jadi setiap pernyataan harus ada pembuktiannya, beralasan dan berdasarkan pengalaman sehingga pernyataan tersebut dapat dikatakan benar, salah atau tidak memiliki arti.Aliran neo-positifisme menumbuhkan pengetahuan dengan ilmu alam dan menyerahkan pertanyaan-pertanyaan tentang makna untuk dianalisis oleh filsafat.

Aliran ini dapat dikatakan sebagai aliran empiris logika, yang artinya berpikir dengan kenyataan dan fakta yang akurat yang benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata berdasarkan pegalaman. Atau bisa dikatakan neo-positivisme adalah aliran yang berpangkal dari apa yang telah diketahui, aktual, dan positif. Karena itu, dalam aliran ini juga berpendapat bahwa filsafat harus dapat memberikan kriteria yang ketat untuk menetapkan apakah sebuah pernyataan adalah benar, salah atau tidak memiliki arti sama sekali.

Sosok yang sangat berperan dalam aliran neo-positivisme adalah August Comte dimana dia adalah penggagas dari aliran Positivisme, yaitu sebuah aliran filsafat Barat yang timbul pada abad XIX dan merupakan kelanjutan dari empirisme.

Neo-positivisme memiliki dua akar utama, yaitu:

  1. Reaksi terhadap aliran metafisika. Neo-positivisme menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik.Aliran ini lebih mengacu kepada hal-hal yang dapat dibuktikan secara empiris.
  2. Neo-positivisme terletak dalam perkembangan ilmu pasti dan ilmu alam modern.

August Comte membagi perkembangan pemikiran manusia ke dalam tiga tahap, yaitu:

  1. Tahap Teologi. Teologi berasal dari kata “theos” yang berarti ‘Tuhan’ dan “logia” yang berarti ‘ucapan’.Yang dimaksud dalam tahap ini adalah tingkat pemikiran manusia menganggap bahwa semua gejala di dunia ini disebabkan oleh hal-hal supernatural.Cara pandang seperti ini tidak dapat diterapkan dalam ilmu pengetahuan.Comte membagi tahap ini menjadi tiga periode, yaitu fetisisme (percaya pada kekuatan benda-benda), politeisme (percaya pada banyak dewa), dan monoteisme (percaya pada satu kekuatan tertinggi).
  2. Tahap Metafisik atau dapat disebut juga tahap transisi dari tahap teologi ke tahap positif. Pada tahap ini manusia menganggap bahwa di dalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan (ditemukan dengan akal budi). Namun disini belum adanya verifikasi.
  3. Tahap Positif atau tahap dimana manusia mulai berpikir secara ilmiah.Ditahap ini gejala alam dijalaskan secara empiris namun tidak mutlak.Pada tahap ini menerangkan bahwa fakta-fakta yang khusus dihubungkan dengan suatu fakta umum.

Lingkaran Wina (Vienna Circle) adalah tonggak monument sejarah bagi para filsuf yang ingin membentuk ‘unified science’, yang mempunyai program untuk menjadikan metode-metode yang berlaku dalam ilmu pasti-alam sebagai metode pendekatan dan penelitian ilmu-ilmu kemanusiaan, termasuk di dalamnya filsafat.Gerakan para filsuf dalam lingkaran Wina ini disebut oleh sejarah pemikiran sebagai positivism-logik.Secara umum, para penganut paham positivism memiliki minat yang kuat terhadap sains dan mempunyai sikap skeptis (memandang sesuatu selalu tidak pasti, meragukan, mencurigakan) terhadap ilmu agama dan hal-hal yang berbau metafisika.Mereka meyakini bahwa semua ilmu pengetahuan haruslah berdasarkan inferensi logis yang berdasarkan fakta yang jelas.Sehingga penganut paham ini mendukung teori-teori realism, materialism, naturalism, filsafat dan empirisme.Salah satu teori neo-positivisme atau positivism logis yang paling dikenal adalah tentang makna yang dapat dibuktikan, yang menyatakan bahwa sebuah pernyataan dapat disebut bermakna jika dan hanya jika pernyataan tersebut dapat diverifikasi secara empiris.

Pada dasarnya, neo-positivisme berpandangan bahwa segala sesuatu hal dapat dibuktikan dengan pengamatan atau pada analisis definisi dan relasi antara istilah-istilah.August Comte berpendapat bahwa positivisme adalah puncak dalam perkembangan pemikiran manusia. Terdapat tiga tahap perkembangan dalam aliran neo-positivisme ini, yaitu: pertama, positivisme mengarahkan pengetahuannya hanya kepada hal-hal yang bersifat positivistik obyektif .Kedua, pengetahuan sudah menggunakan sudut pandang psikologi yang subyektif.Ketiga, penganut neo-positivisme menggabungkan sejumlah aliran seperti otomisme logis dan semantika dalam positivisme logis.Otomisme logis adalah filsafat alam yang berpandangan bahwa dunia alami terdiri dari dua benda yang mendasar, saling berlawanan, dan tidak dapat dibagi yaitu atom dan kehampaanSemantika adalah pembelajaran tentang makna. Semantik biasanya dikaitkan dengan dua aspek lain, yaitu: sintaksis, pembentukan simbol kompleks dari simbol yang lebih sederhana, serta pragmatika, penggunaan praktis simbol oleh komunitas pada konteks tertentu.

Neo-positivisme adalah suatu pergerakan dengan “anti” dan “pro”.Dia “anti” terhadap segala hal yang bersifat metafisis yang menurut aliran metafisis ini tujuan ilmu adalah belajar mengenal dunia.Dia “pro” terhadap filsafat sebagai metode keilmuan yang teliti dan menghasilkan pengetahuan.Menurut pendapat positivism tujuan ilmu mengkonstruksi suatu konsep agar manusia dapat berorientasi dalam dunia pengalamannya.Dalam aliran neo-positivisme ini, August Comte mengusahakan adanya re-organize masyarakat yang dicapai melalui science.Sains dari manapun asalnya menghasilkan ramalan, dan ramalan dari manapun asalnya menghasilkan perbuatan (action), begitu ungkapan August Comte dalam merumuskan teorinya mengenai sains.Positivisme mengandung pengertian bahwa segala pengetahuan kemasyarakatan harus berdasarkan pada segalanya yang dapat di observasi berdasarkan fakta-fakta real dan diuji secara metodelogi.Sementara neo-positivisme atau biasa disebut positivisme logis, merupakan kelanjutan dan penegasan terhadap aliran positivisme.Neo-positivisme mengusahakan adanya keketatan dalam ilmu pengetahuan dan menerapkan prinsip-prinsip metodologi saintifik kesegala bidang keilmuan termasuk filsafat. Neo-positivisme menuntut adanya kepastian metodologis dengan alat bantu kalkulasi matematik dan statistik. Prinsip utama aliran neo-positivisme menyatakan bahwa fakta-fakta yang dapat diobservasi adalah syarat bagi dimungkinkannya pengetahuan.Fakta-fakta tersebut harus teruji melalui rasionalitas dengan metode matematis dan logico-linguistik.Filsafat positivism menggunakan metode pengamatan, percobaan, dan perbandingan, kecuali dalam menghadapi gejala dalam fisika sosial, digunakan metode sejarah.metode ilmiah adalah pendekatan yang tepat untuk mengungkap proses baik peristiwa yang terkait masalah fisik dan manusia.

Menurut A.Comte, jiwa dan budi adalah basis dari teraturnya masyarakat. Sekarang ini sudah masa nya harus hidup dengan pengabdian ilmu yang positif yaitu matematika, fisika, biologi, dan ilmu kemasyarakatan.Karena itu, jiwa dan budi haruslah mendapatkan pendidikan yang cukup dan matang, agar dalam pengabdian nya dapat menciptakan generasi-generasi yang memiliki ilmu positif.Ajaran pokok dalam aliran neo-positivisme ini sangat berpengaruh pada system pendidikan saat ini.Pendidikan dalam neo-positivisme menekankan pentingnya metode empiris-eksperimental dan menuntut adanya objektivitas dalam setiap kajian nya.Objektivitas adalah sasaran pendidikan yang diajukan guna menekan subjektivitas, objektivitas dalam aliran ini berkaitan dengan alam, manusia, kemudian dengan Tuhan.Pendidikan harus mampu menjadi sarana bagi dijalankannya metode saintifik atau yang sering disebut dengan metode ilmiah.Tujuan pendidikan yang berdasarkan neo-positivisme ini adalah memperoleh pengetahuan yang utuh dan sejati melalu metode ilmiah dan verifikasi.

Aliran ini sangat mendominasi system pendidikan yang sedang berjalan saat ini.Karena ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial selalu memakai metode ilmiah dalam memahami realitas.Melalui metode ilmiah ini, kebenaran dapat tercapai.Namun kebenaran yang dimaksud dalam aliran ini adalah kebenaran tentatif yang artinya dapat gugur jika ditemukan kebenaran yang lebih tetap atau akurat.Pendidikan neo-positivisme selalu menuntut adanya pengujian secara matematis.

Seperti halnya kurikulum saat ini yaitu kurikulum 2013.Dapat kita lihat, sebenarnya pendidikan masa kini berpedoman kepada aliran neo-positivisme. Dimana dalam kurikulum ini terdapat pendekatan saintifik, yang artinya proses pembelajran dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ‘ditemukan’. Proses pembelajaran yang seperti inilah yang memiliki kesamaan prinsip dengan aliran neo-postivisme. Dimana aliran ini mengutamakan metode ilmiah atau metode saintifik untuk menemukan atau membuktikan teorema-teorema yang terjadi di alam.

Dalam aliran neo-positivisme ini selalu mengutamakan logika dalam mencari pengetahuan baru atau membuktikan sesuatu.Demikian juga dalam pendidikan masa kini yang harus selalu memakai logika yang positive untuk memecahkan masalah, menemukan pengetahuan baru serta membuktikan dan mengembangkan pengetahuan yang sudah ada sejak dulu.Jadi pada intinya pendidikan saat ini memakai prinsip-prinsip atau pokok-pokok ajaran yang terdapat dalam aliran filsafat neo-positivisme.

  1. Teori Aliran Neo-Positivisme dalam Kajian Pendidikan

 

Filsafat dalam pendidikan menjadi sandaran atau tolak ukur intelekt dalam membantu pemikiran mereka menghadapi pertarungan filsafat umum yang menguasai dunia pendidikan.Filsafat juga dapat menjadi asas dalam penilaian pendidikan yang mencakup segala usaha dan kegiatan sekolah dan satuan pendidikan.Filsafat neo-positivisme berfungsi untuk membantu guru dalam pendalaman pemikiran pada saat melakukan penyusunan kurikulum, proses pembelajaran dan pendidikan anak muridnya.Penyusunan kurikulum juga disesuaikan dengan aspek spiritual, sosial, ekonomi, budaya dalam berbagai bidang kehidupan, yang bertujuan menciptakan manusia yang sempurna baik lahir maupun batinnya.Neo-positivisme menanamkan dasar untuk ilmu pengetahuan.

 

  1. Perkembangan Aliran Neo-Positivisme

Aliran neo-positivisme telah dikenal sejak Yunani Kuno, terminologi positivisme dicetuskan oleh salah satu pendiri ilmu sosiologis yaitu Auguste Comte, yang percaya bahwa alam pikiran manusia melalui tiga fase yaitu teologi, metadisik, dan ilmiah pada pertengahan abad ke-19. Positivisme berpangkal pada pandangan Immanuel Kant bahwa manusia tidak dapat mengetahui fakta melalui pengetahuan.Positivisme lahir dari konflik yang terjadi antara pemikir yang mengkontruksikan dunia dari berbagai konsep dan ide dan pemikir yang menitikberatkan pada materi atas ide.

Peserta didik dilatih berpikir reduksionis, yaitu berupaya memahami fenomena alam dan sosial dengan menguraikan bagian-bagian yang sudah dikenali sebelumnya.Ilmu pengetahuan dibagi berbagai kelompok dan dispilin ilmmu, yang membuat pesera didik menjadi berpikir untuk sutau cabang pengetahuan.Kemampuan intelektual peserta didik diasah setajam mungkin tanpa menyeimbangkan dengan kemampuan spiritual.

Positivisme menjelaskan pengetahuan ilmiah berkenaan dengan tiga komponen yaitu: bahasa teoritis, bahasa observational, dan kaidah-kaidah korespondensi. Dalam aliran ini menegaskan hanya bahasa observational yang menyatakan informasi faktual, sedangkan dalam bahasa teoritis pernyataan-pernyataan diterjemahkan kedalam bahasa observational dengan kaidah-kaidah korespondensi.Dalam perkembangannya, positivisme mengalami perubahan sehingga muncullah aliran pemikiran positivisme logis atau disebut juga empirisme logis, empirisme rasional, dan juga neo-positivisme, yang merupakan sebuah filsafat yang berasal dari lingkaran Wina pada tahun 1920-an. Lingkaran wina merupakan kelompok neo-positivisme yang melanjutkan positivisme.

 

  1. Ciri-ciri Aliran Neo-Positivisme
  • Objektif/bebas nilai: peniliti mengambil jarak melalui fakta-fakta yang teramati terukur, maka pengetahuan kita tersusun dan menjadi cermin dari realitas (korespondensi).
  • Fenomenalisme : Ilmu pengetahuan hanya berbicara tentang realitas berupa impresi-impresi tersebut.
  • Nominalisme : bagi positivisme hanya konsep yang mewakili realitas partikularlah yang nyata.
  • Reduksionisme : realitas direduksi menjadi fakta-fakta yang dapat diamati.
  • Naturalisme : keteraturan peristiwa-peristiwa di alam semesta yang meniadakan penjelasan supranatural
  • Mekanisme : semua gejala dapat dijelaskan dengan prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk menjelaskan mesin-mesin (sistem-sistem mekanis).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

  1. Kesimpulan

Neo-positivisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang aktual dan positif.Kaum neo-positivisme memiliki kesamaan dengan kaum empiris.

Menurut Comte bahwa perkembangan pemikiran manusia berlangsung dalam 3 fase yaitu:

  1. Fase Ideologi
  2. Fase Metafisika dan
  3. Fase Positif

 

Dalam aliran neo-positivisme ini selalu mengutamakan logika dalam mencari pengetahuan baru atau membuktikan sesuatu.Demikian juga dalam pendidikan masa kini yang harus selalu memakai logika yang positive untuk memecahkan masalah, menemukan pengetahuan baru serta membuktikan dan mengembangkan pengetahuan yang sudah ada sejak dulu.Jadi pada intinya pendidikan saat ini memakai prinsip-prinsip atau pokok-pokok ajaran yang terdapat dalam aliran filsafat neo-positivisme.

Neo-positivisme adalah suatu pergerakan dengan “anti” dan “pro”.Dia “anti” terhadap segala hal yang bersifat metafisis yang menurut aliran metafisis ini tujuan ilmu adalah belajar mengenal dunia.Dia “pro” terhadap filsafat sebagai metode keilmuan yang teliti dan menghasilkan pengetahuan.Menurut pendapat positivism tujuan ilmu mengkonstruksi suatu konsep agar manusia dapat berorientasi dalam dunia pengalamannya.Dalam aliran neo-positivisme ini, August Comte mengusahakan adanya re-organize masyarakat yang dicapai melalui science.Sains dari manapun asalnya menghasilkan ramalan, dan ramalan dari manapun asalnya menghasilkan perbuatan (action), begitu ungkapan August Comte dalam merumuskan teorinya mengenai sains.Positivisme mengandung pengertian bahwa segala pengetahuan kemasyarakatan harus berdasarkan pada segalanya yang dapat di observasi berdasarkan fakta-fakta real dan diuji secara metodelogi.Sementara neo-positivisme atau biasa disebut positivisme logis, merupakan kelanjutan dan penegasan terhadap aliran positivisme.Neo-positivisme mengusahakan adanya keketatan dalam ilmu pengetahuan dan menerapkan prinsip-prinsip metodologi saintifik kesegala bidang keilmuan termasuk filsafat. Neo-positivisme menuntut adanya kepastian metodologis dengan alat bantu kalkulasi matematik dan statistik. Prinsip utama aliran neo-positivisme menyatakan bahwa fakta-fakta yang dapat diobservasi adalah syarat bagi dimungkinkannya pengetahuan.Fakta-fakta tersebut harus teruji melalui rasionalitas dengan metode matematis dan logico-linguistik.Filsafat positivism menggunakan metode pengamatan, percobaan, dan perbandingan, kecuali dalam menghadapi gejala dalam fisika sosial, digunakan metode sejarah.metode ilmiah adalah pendekatan yang tepat untuk mengungkap proses baik peristiwa yang terkait masalah fisik dan manusia

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

http://niarosdiana79.blogspot.co.id/2014/12/tugas-artikel-filsafat-pendidikan.html

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0CCgQFjACahUKEwj5zIexpfbIAhVGE5QKHRPyBKA&url=http%3A%2F%2Fjimmysimamora.blogspot.com%2F2011%2F06%2Fneo-positivisme-dan-perkembangannya.html&usg=AFQjCNFlqbYQ31RoOidvRcrH2bPeF5tfEQ

Sejarang Singkat EDM (ELECTRONIC DANCE MUSIC)

Electronic Dance Music atau EDM sering disebut oleh anak muda jaman sekarang merupakan genre musik baru, dan itu merupakan kesalahan besar. EDM sendiri merupakan sebuah rumah besar untuk genre-genre musik yang beraliran electronic atau bisa disebut proses pembuatan musiknya 100% menggunakan alat-alat elektronik. EDM sendiri sudah ada cukup lama, yang berkembang terus sejak tahun 1960an. Tahun 1960 merupakan lahirnya musik EDM dan mulai berkembang pada tahun-tahun selanjutnya.

Pada tahun 1970an musik EDM masih menggunakan alat-alat analog seperti Synth, Drum Machine, dll. Pada tahun ini genre yang sangat booming adalah Electronic Disco. Genre ini berkembang di daratan Eropa terutama UK. Lanjut ke tahun 1980, pada era ini para produser mulai menggunakan 100% alat elektronik seperti Synthesiezer, Squencer dan Drum Machine. Genre musik pada tahun 1980 yang sangat populer pada saat itu adalah Nu-Disco.

Pada awal 1990an makin banyak genre-genre lain yang booming, seperti Acid House, Techno, Trance, dan Drum and Bass. Pada saat itu sebutan EDM mulai marak digunakan, akan tetapi sangat sulit bila menyebut EDM adalah sebuah genre karena sebetulnya di dalam EDM ada banyak genre.

Pada tahun 1995 Nervous Records dan Project X Magazine mengadakan sebuah acara dan menggunakan “Electronic Dance Music” sebagai nama acara mereka, karenanya masyarakat Amerika mulai melirik hal tersebut. Di awal tahun 2000, EDM mulai mendapat perhatian lebih di masyarakat Amerika. EDM mulai menjadi sebuah hal yang booming pada saat itu dan melahirkan banyak sub-genres. Genre yang berkembang pesat pada saat ini adalah Trance.

Menurut Ferry Corsten “Trance is the classical music of the future.” Pada tahun 2000 awal hingga akhir tahun 2010 produser sekaligus DJ ber-genre Trance mendominasi polling DJ Mag. Bisa dilihat di website DJMag.com nama-nama DJ besar seperti Tiesto, Paul Oakenfold, Paul van Dyk dan Armin van Buuren silih berganti menempati posisi pertama polling majalah yang memberitakan tentang musik-musik EDM.

Di tahun 2010 David Guetta menggebrak EDM ke arah lebih global atau bisa dibilang menjadi komersil. Pada tahun 2010 ia melakukan kolaborasi dengan artis-artis lain diluar EDM dan hal tersebut terbukti cukup menjual dan menjadikan lagu-lagu pria asal Perancis ini menduduki peringkat #1 di chart Electronic Music di berbagai negara. Dampak besar dari hal ini adalah tersingkirnya Armin van Buuren dari posisi #1 yang telah dia rasakan selama 4 tahun berturut-turut.

Pada 2011 makin banyak genre-genre underground yang muncul kepermukaan seperti Dubstep (Skrillex), Moombathone (Major Lazer dan Dillon Francis), Hardstyle (Headhunterz, Cascada, dll), dan masih banyak lagi. Akan tetapi menurut old generation hal ini malah merusak keaslian genre tersebut. Seperti kita tahu banyak aspek yang dapat kita perhatikan di dalam sebuah lagu, akan tetapi dikarenakan banyak orang berpendapat bahwa yang mereka dengar sekarang sudah bisa dibilang genre-genre yang berkembang tersebut, sering kali orang tidak mengerti keaslian lagu tersebut terhadap genre yang mereka labeli sekarang dan banyak dari mereka menganggap bahwa EDM merupakan genre itu semua.

Metode Belajar Yang Baik Dan Benar

Strategi pembelajaran akan sulit diterapkan apabila kita tidak membiasakan diri sejak dini. Saat paling tepat untuk menguasai dan menjadi strategi pembelajaran sebagai bagian dari kehidupan adalah sejak masa sekolah.

Dalam tulisan ini saya akan membagikan strategi pembelajaran efektif dan berguna bagi para siswa. Selain itu, saya juga akan membagikan strategi pembelajaran dari sisi guru. Harapannya siswa dan guru dapat saling memahami strategi pembelajaran sehingga akan menciptakan hasil pembelajaran terbaik.

Sebelum itu, kita akan mengetahui arti dari strategi pembelajaran. Strategi adalah serangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran adalah suatu proses memahami materi tertentu. Jadi strategi pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memahami suatu materi.

Hanya sedikit sekolah yang benar-benar menerapkan strategi pembelajaran efektif. Umumnya sekolah hanya menerapkan strategi pembelajaran satu arah, maksudnya dari guru ke murid. Strategi pembelajaran ini tidak jelek, namun masih kurang efektif dalam konteks pelajaran tertentu.

Ketika saya masih sekolah, saya tidak pernah diajarkan strategi belajar. Sehingga saat belajar saya hanya menghafal. Ya! saya menganggap BELAJAR = MENGHAFAL. Saya hanya berusaha menghafal untuk melewati masa ujian. Ketika ujian selesai, saya tidak ingat materi pelajaran tesebut. Itulah akibatnya jika saya tidak memiliki strategi dalam pembelajaran.

Dari pengalaman itu, saya merasa PERLU ADA STRATEGI PEMBELAJARAN untuk para siswa agar mereka bisa benar-benar belajar saat di sekolah, bukan menghafal. Mereka tidak sekedar belajar untuk melewati masa ujian, tetapi belajar untuk menambah pengetahuan mereka. Nah, bagaimana strategi pembelajaran efektif?

STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK SISWA

Ada berbagai metode strategi pembelajaran, contohnya Bacakilat, MindMapping atau Teknik Memori. Mari kita bahas metode strategi pembelajaran berikut satu per satu.

  1. BACAKILAT. Bacakilat merupakan cara belajar. Ditemukan oleh Mr. Agus Setiawan (Anda bisa mendapatkan bukunya di Gramedia terdekat, berjudul Bacakilat: Kiat Membaca 1 Halaman/Detik). Metode Bacakilat merupakan sistem belajar, terdiri dari 3 langkah sederhana dalam belajar yaitu Tujuan Membaca, Bacakilat, dan Aktivasi Manual.Tujuan Membaca berguna untuk menentukan target yang ingin dicapai oleh siswa. Bacakilat adalah langkah (satu-satunya) memasukan informasi ke pikiran bawah sadar, yang mana pikiran bawah sadar berperan 88% dalam kehidupan kita. Aktivasi Manual adalah langkah membuat pikiran sadar memahami pelajaran. Ketiga langkah ini merupakan serangkaian strategi untuk memperkuat pemahaman kita dalam membaca.Strategi atau metode pembelajaran ini merupakan perpaduan dari berbagai teknik membaca dan teknik memory paling efektif di dunia. Pendekatan belajar Bacakilat sangat berbeda dengan cara belajar lainnya. Kamu bisa mengenal metode ini lebih mendalam di sini.
  2. MINDMAPPING. MindMapping adalah cara belajar dengan pendekatan optimasi otak kiri dan kanan secara bersamaan. Metode strategi pembelajaran ini pertama diciptakan oleh Tony Buzan karena terinspirasi oleh akar pohon.Prinsip kerja metode pembelajaran ini sangat sederhana yakni berdasarkan prinsip otak kiri dan otak kanan. Otak kiri merupakan bagian yang cenderung berhubungan dengan analisa, angka, logika, detail. Sedangkan otak kanan merupakan bagian yang berhubungan dengan kreativitas, imajinasi, gambaran besar, konseptual.Dalam proses belajar kita cenderung menggunakan ingatan kita, setelah memahami materi pelajaran. Memory sangat erat kaitannya dengan otak kanan sehingga belajar menggunakan dominan otak kanan akan terasa seru,menyenangkan dan mudah untuk di ingat.Bagaimana belajar dengan pendekatan otak kanan? Dalam mindmap, kita akan membuat atau meringkas materi pembelajaran dengan menggunakan kata kunci (otak kanan), warna (otak kanan), dan gambar (otak kanan). Semua itu adalah cara belajar dengan pendekatan otak kanan.Mindmapping tidak hanya berguna untuk pembelajaran saja, tetapi juga untuk mencatat, meringkas, hingga perencanaan.
  3. TEKNIK MEMORY. Jika kita harus berhadapan dengan urusan menghafal, otak langsung merasa malas. Untuk membuat menghafal menjadi mudah dan menyenangkan, kamu bisa menggunakan strategi pembelajaran ini.Mirip dengan mindmapping, metode pembelajaran teknik memory menggunakan pendekatan dominan otak kanan. Ada beberapa model pembelajaran teknik memori antara lain teknik lokasi, teknik plesetan, teknik jembatan keledai, dan lain sebagainya.


PENDEKATAN PEMBELAJARAN UNTUK GURU

Selain siswa, guru juga harus memiliki pendekatan pembelajaran atau mengajar efektif. Dengan kata lain, guru juga perlu memiliki strategi jitu. Kita tidak bisa bertepuk tangan jika hanya menggunakan satu tangan saja, kita perlu dua.

Begitu juga dalam pembelajaran, kita tidak bisa hanya mengandalkan siswa saja dalam menghasilkan pembelajaran sukses, guru juga harus berperan aktif.

Berikut pendekatan pembelajaran pilihan, Anda bisa menerapkannya untuk siswa Anda.

  1. KONTEKSTUAL. Pendekatan Kontekstual yaitu pendekatan pembelajaran yang memposisikan siswa sebagai pelaku. Siswa mengalami kegiatan sendiri di lingkungannya.Pada pendekatan pembelajaran ini guru menuntut untuk membuat strategi pembelajaran variatif untuk mengajar siswa, tetapi membelajarkan atau memberdayakan siswa.Dalam kelas, peran guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Guru lebih fokus memberi informasi, mengelola kelas menjadi sebuah tim, dan menemukan hal baru bagi kelas. Murid dapat belajar menemukan pengetahuan secara sendiri, tidak hanya dari kata guru semata.
  2. KONSTRUKTIVISME. Pendekatan Konstuktivisme yaitu pendekatan pembelajaran ini memiliki dasar berpikir mirip dengan pendekatan pembelajaran kontekstual namun perbedaannya terletak pada siswa diberikan stimulus pengetahuan yang lebih sering.Pendekatan ini dapat membantu siswa menyerap pengetahuan secara aktif dari proses pembelajaran sebelumnya dan pembelajaran yang baru.
  3. DEDUKTIF – INDUKTIF. Pendekatan Deduktif – Induktif yaitu pendekatan yang berbeda namun saling mendukung.Pendekatan deduktif ditandai dengan penjelasan konsep, definisi, dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran.Pendekatan deduktif didasari oleh pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa mendapatkan gambaran besar terlebih dahulu. Lalu diikuti dengan pendekatan induktif yang menggunakan data atau informasi detail untuk membangun konsep atau memberikan pengertian pada siswa.Dengan pendekatan ini, siswa dapat memahami pelajaran dari gambaran besar hingga spesifik.

Ketiga pendekatan ini bisa digunakan oleh guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Saran saya silahkan PILIH PENDEKATAN YANG PALING SESUAI untuk Anda.

Dengan pendekatan yang tepat, guru dapat menambahkan beberapa metode pembelajaran efektif untuk semakin mempermudah murid dalam belajar. Berikut beberapa metode yang efektif:

  1. METODE DISKUSI. Metode diskusi adalah model (metode) pembelajaran yang erat hubungannya dengan pemecahan masalah (problem solving).Metode ini sangat bermanfaat untuk mendorong siswa berpikir kritis, mengekspresikan pendapatnya dengan bebas, melibatkan siswa dalam memecahkan masalah bersama, dan memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan bersama.Dengan metode ini siswa dapat berlatih berargumen dan membuat keputusan.
  2. METODE DEMONSTRASI. Metode ini adalah metode yang dilakukan dengan membimbing siswa memperagakan sesuatu misalnya barang, kejadian, aturan atau urutan dalam melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui media tertentu.Metode ini sangat bermanfaat karena menggunakan pendekatan siswa sebagai pusat perhatian, siswa lebih melihat pembelajaran secara konkrit, selain itu pembelajaran ini juga melibatkan pengalaman dan kesan bagi siswa.
  3. METODE GABUNGAN. Metode pembelajaran ini merupakan perpaduan dari berbagai metode yaitu ceramah dan metode lainnya. Paling tidak ada tiga macam metode pembelajaran ini yaitu ceramah plus tanya jawab dan tugas, ceramah plus diskusi dan tugas, ceramah plus demonstrasi dan latihan.Metode ini sangat efektif karena melibat lebih dari satu cara. Siswa yang memiliki latar belakang berbeda-beda lebih mudah terjangkau dengan pendekatan atau metode pembelajaran secara variatif.

PILIHLAH METODE YANG PALING TEPAT untuk Anda mengajar, dengan harapan siswa dapat menerima hasil yang maksimal.

Jadi untuk menghasilkan pembelajaran yang maksimal, kita perlu menggunakan strategi yang tepat. Strategi pembelajaran yang efektif (menurut saya) adalah MELIBATKAN KEDUA PIHAK yaitu GURU dan SISWA dengan menggunakan strategi, metode, atau pendekatan paling tepat.

Semoga dengan mengimplementasikan strategi pembelajaran yang tepat, kita bisa membantu siswa untuk menjadi orang sukses di hari esok.

Nyamuk Juga Ternyata Bermanfaat Bagi Manusia

Nyamuk seringkali membuat kita kesal,bahkan kita menganggap nyamuk tidak ada gunanya,hanya membuat kita menderita,kesal bahkan menyebabkan kematian,namun tahukah anda bahwa nyamuk mempunyai banyak manfaat…???

Allah Ta’ala berfirman:
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya tanpa hikmah.” (QS. Shad: 27)
Ketahuilah bahwa Allah menciptakan sesuatu adalah dengan tidak sia-sia. Semuanya ada tujuan. Semuanya diciptakan dengan penuh hikmah. Semuanya diciptakan dengan manfaat-manfaat yang dapat dipetik oleh manusia yang beriman dan berilmu. Demikian pula dengan nyamuk.
Jika kita bicara tentang efek buruk yang ditimbulkan dari gigitan nyamuk, maka kita pun harus mempunyai pegangan satu ayat yaitu :
“…boleh jadi kamu benci kepada sesuatu padahal ia baik bagi kamu dan boleh jadi kamu suka kepada sesuatu padahal ia buruk bagi kamu…” (QS. Al-Baqarah: 216).

INI DIA BEBERAPA MANFAAT NYAMUK
Di bawah ini hanya sedikit dari  manfaat  nyamuk:

  • 1. Larva nyamuk menghasilkan Nitrogen dimana bermanfaat untuk ekosistem tanaman.

  • 2. Membantu proses penyerbukan tanaman cokelat. Hilangnya spesies nyamuk akan menghambat penyebaran dan penyerbukan cokelat secara alami.

  • 3. Membantu menyebarkan bakteri Patogen.

  • 4. Sebagai rantai makanan spesies lain seperti kodok, cicak, bahkan ikan-ikan kecil seterusnya hingga ikan besar yang rasanya nikmat untuk disantap manusia.

  • 5. Sebagai indikator dini berbagai permasalahan kesehatan manusia. Nyamuk mampu mendeteksi perubahan suhu hingga derajat yang sangat kecil, dan mendeteksi menyedot darah yang berbau asam (asam laktat, asam urat) serta yang berbau kolesterol.

  • 6. Dapat menghisap darah kotor yang merugikan dalam tubuh kita dan tubuh kita secara otomatis akan memproduksi darah baru lengkap dengan hemoglobin yang berkurang tadi.

  • 7. Dapat menusuk ujung-ujung saraf yang terletak di bawah kulit kita yang berfungsi sebagai pemicu kesehatan tubuh.

  • 8. Terciptanya perusahaan-perusahaan raksasa yang memproduksi jenis-jenis obat nyamuk seperti obat nyamuk bakar, gel, lotion, semprot, elektronik, bahkan sampai penangkal berupa pabrik yang memproduksi kelambu.

  • 9. Terciptanya lapangan pekerjaan penghasil rezeki dan mampu mengurangi pengangguran jutaan orang melalui pabrik obat nyamuk, petugas-petugas penyemprot nyamuk, hingga dokter-dokter, perawat, yang mengobati korban gigitan nyamuk.

  • 10. Memotivasi manusia untuk membuat temuan-temuan baru di bidang IPTEK, seperti obat medis yang mampu membius bagian tubuh sehingga tak terasa ketika ditusuk oleh “jarum” penyedot nyamuk, bahkan “jarum” nyamuk sebenarnya hanyalah sebuah belalai halus namun mampu menembus permukaan kulit, dsb.

  • 11. Mengurangi populasi mikroorganisme dan bakteri terutama bakteri parasit yang terdapat pada air kotor.

  • 12. Memotivasi manusia untuk hidup bersih, membuat manusia menutup tempat penyimpanan air agar tidak terkotori.

  • 13. Membuat manusia mengenal tidak nyamannya bila merasakan gatal, dan apabila hingga jatuh sakit karena gigitan nyamuk, membuat manusia menyadari betapa berartinya nikmat sehat dan ketika kita menyadari ada yang mati karena gigitan nyamuk kita menjadi semakin menghargai hidup yang diberikan Allah.

  • 14. Memberikan hikmah pembelajaran kepada kita tentang kesabaran dan lemah lembut terhadap tubuh kita dari efek gatal yang di timbulkan oleh gigitan nyamuk.

  • 15. Membawa hikmah janganlah menyakiti atau menyusahkan orang lain dengan menghisap apa yang mereka miliki.

  • 16. Membawa hikmah agar jangan hanya melihat bentuknya yang kecil, namun lihatlah juga dari manfaat besarnya yang tak terlihat.

  • 17. Membawa hikmah akan kekuasaan Allah yang mampu menciptakan hewan yang lebih kecil sekalipun seperti kutu-kutu yang hinggap di atas badan nyamuk, bahkan lebih kecil daripada itu.

  • 18. Mempertebal keimanan pada ke-Agungan Allah dan hinanya manusia agar tidak berlaku sombong, karena sampai kapanpun manusia tidak akan pernah bisa menciptakan mahluk seperti seekor nyamuk, sekalipun seluruh manusia bersatu untuk membuatnya.

  • 19. Menggambarkan betapa Allah sangat membenci kepada manusia kafir hingga Allah tidak mau memberikan kenikmatan yang hakiki pada mereka walau sebesar sayap nyamuk. Hal ini disebutkan dalam hadits: “Seandainya dunia ini di sisi Allah senilai harganya dengan sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi minum barang seteguk sekalipun kepada orang kafir” (HR. Tirmidzi).

  • 20. Membawa hikmah agar berhusnudzhon kepada Allah, janganlah membunuh nyamuk yang secara kasat mata hanya membawa kerugian bahkan petaka, namun berterima kasihlah kepada Allah dan kepada nyamuk yang telah mengirimkan nyamuk untuk memberikan manfaat kepada kita.

  • 21. Dst…

Pada faktanya, nyamuk adalah pemakan nektar bunga… Betul! Baik itu jantan dan betina. Lalu apa tujuannya nyamuk menghisap darah? Tujuan ini tidak lain adalah dalam rangka kelangsungan proses regenerasi nyamuk. Ya, ketahuilah bahwa yang menghisap darah manusia hanyalah nyamuk betina. Nyamuk betina menghisap darah dengan tujuan mendapatkan manfaat protein untuk tujuan perkembangbiakan. Telur nyamuk membutuhkan protein yang digunakan untuk proses metamorfosa. Ini adalah fitrah yang sudah ditetapkan oleh Allah Ta’ala.
Yuk, kita perhatikan firman Allah yang artinya:
Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: ‘Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?’. Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Baqarah: 26)
Subhanallah… ��������
Semoga kita bukanlah tergolong orang-orang yang fasik.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka“. (QS. Ali Imran: 190-191)bangkuceria.com

Hymne GURU

Sahabat Edukasi… Lagu Hymne Guru diciptkana oleh Sartono (lahir di Madiun, Jawa Timur, 29 Mei 1936; umur 78 tahun) adalah seorang mantan guru seni musik yayasan swasta di Kota Madiun, Jawa Timur, yang dikenal dengan prestasinya dalam menciptakan lagu “Hymne Guru, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” pada tahun 1980-an.

Sebuah lagu wajib yang kini selalu dinyanyikan di sekolah-sekolah baik tingkat SD sampai dengan SMA dan sederajat di seluruh wilayah di Indonesia.

Sartono mempelajari musik secara otodidak tanpa mengenyam pendidikan tinggi tentang musik. Pada tahun 1978, Sartono adalah satu-satunya guru seni musik yang bisa membaca not balok di wilayah Madiun. Karena keterbatasan alat musik yang ia miliki, lagu “Hymne Guru“. Ia ciptakan dengan bersiul sambil menorehkannya ke dalam catatan kertas.

Syair lagu Hymne Guru mengalami perubahan pada akhir lirik lagunya sejak tahun 2008 lalu tepatnya yakni peringatan Hari Guru ke- 25 tahun 2008 untuk menyesuaikan dengan kondisi guru saat  ini.

Setelah adanya kesepakatan antara Sartono sebagai pencipta lagu dengan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional serta PGRI maka di mana lirik “Pahlawan Bangsa, Tanpa Tanda Jasa” diganti dengan “Pahlawan Bangsa, Pembangun Insan Cendekia”.

Berikut lirik lagu Hymne Guru terbaru dengan judul “Pahlawan Pembangun Insan Cendekia” beserta not angka lagunya, sebagai berikut :

Lirik Lagu Hymne Guru

Ciptaan : Sartono

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru

Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku

Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku

Sebagai prasasti terima kasihku tuk pengabdianmu

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan

Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan

Engkau patriot pahlawan bangsa

Insan Cendekia

belajar, pembelajaran, pengajaran, pendidikan dan teknologi

Pengertian belajar

Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah prilakunya akibat suatu pengalaman, menurut gagne (1984)

Belajar adalah suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Galloway dalam Teori Soekamto (1992 : 27)

Belajar adalah suatu kegiatan yang memiliki 3 ciri yaitu (1) perubahan tingkah laku (2) perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman bukan karena pertumbuhan (3) perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu yang lama.

  • Pengertian pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum.

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswanya berubah ke arah yang yang lebih baik.

Jadi pembelajaran itu sifatnya terarah dan terkendali.

  • Pengertian pengajaran

Pengajaran adalah aktivitas nyata mengajarkan (transfer of knowledge) pengetahuan, teknologi dan keterampilan serta meningkatkan kecerdasan dan pengendlian emosinya sehingga seseorang tersebut mampu survive didalam kehidupannya.

  • Pengertian pendidikan

Pendidikan adalah upaya nyata untuk memfasilitasi individu lain dalam mencapai kemandirian  serta kematangan mentalnya hingga dapat survive di dalam kompetensi kehidupannya.

  • Pengertian teknologi

Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tuuan praktis, ilmu pengetahuan terapan atau dapat pula diterjemahkn sebagai kesuluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.

Dengan kata lain teknologi merupakan kombinasi hardware dan software.

  • Pengertian teknologi pendidikan

Teknologi pendidikan adalah media yang lahir dari perkembangan alat informasi yang digunakan untuk tujuan pendidikan (Nasution 1987 :20)

Teknologi pendidikan adalah pengembangan penerapan dan penilaian sistem-sistem tekhnik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar manusia. (Nasution 1987 : 7)

Teknologi pendidikan adalah suatu cara untuk meningkatkan aktivitas belajar dengan menggunakan media dan pendayagunaan teknologi yang didesain secara sistematis.

Perbedaan pembelajaran dan pengajaran adalah :

Pengajaran : gurunya aktif sedangkan siswanya pasif

Pembelajaran : gurnya aktif dan siswanya juga aktif dan dalam pembelajaran itu lingkupnya lebih sempit dan sifatnya terarah dan terkendali.